Pemahaman tentang
bahasa tubuh atau komunikasi nonverbal, pertama kali secara serius ditulis oleh
Charles Darwin pada tahun 1872 dalam buku The Expresion of
Emotion in Men and Animals. Pada saat itu, penelitian tentang bahasa tubuh
masih sangatlah jarang sekali. Baru pada tahun 1960-an, penelitian tentang
bahsa tubuh mulai aktif dan masif dilakukan oleh L.A. Camras, L. Lambrecht, dan G. F. Michel.
Pada tahun 1970, Julius Fast menerbitkan buku tentnag bahasa tubuh yang
merupakan rangkuman hasil penelitian dari beberapa ahli komunikasi nonverbal
pada masa itu. Sejak saat itu, penelitian tentang bahsa tubuh makin berkembang
pesat.
Mempelajari
bahasa tubuh sebenarnya tidaklah sulit. Anda hanya dituntut untuk lebih peka
melihat perubahan gerak gerik tubuh seseorang, ketika orang itu mendapat
masukan atau stimulus, baik dari dalam atau dari luar tubuhnya. Perubahan emosi
seseorang akan terlihat dengan sangat jelas dari perubahan gerak dan posisi
tubuh. Perubahan raut muka, perubahan posisi duduk, serta perubahan perubahan lain
yang hampir sama sekali tidak dapat dimanipulasi. Perubahan tersebut secara
otomatis digerakkan oleh alam bawah sadar yang memerintahkan tubuh untuk
merespon emosi yang sedang timbul. Hanya saja kadangkala kita sendiri tidak
dapat menangkap perubahan tersebut. Kita hanya menganggapnya sebagai perubahan
yang tidak bermakna.
Kalau anda ingin
mempelajari bahasa tubuh dengan cara yang paling mudah, cobalah amati
orang-orang yang ada disekitar anda. Amati cara mereka berbicara, memandang
sesuatu, dan merespon berbagai situasi. Andapun dapat memulai dengan diri anda
sendiri, karena sesungguhnya yang terjadi dengan orang lain sama juga yang
terjadi dengan anda, contohnya ketiaka anda berbohong, coba anda amati dan
rasakan bagaimana tubuh anda bereaksi terhadap kebohongan yang anda lakukan,
apa sama seperti ketika anda berkata jujur apa adanya. Atau contoh lainya pada
saat anda tertarik dengan sesuatu , bagaimana reaksi anda, bagaimana ekspresi
muka anda, anda akan merasa heran.
Dalam
mempelajari bahasa tubuh, anda juga harus berhati hati. Jika anda sudah yakin
dengan analisa anda, bisa jadi analisa anda salah, hal ini disebabkan oleh
kebiasaan ataupun budaya yang berlaku. Sebagian orang juga memilki kelainan,
misalnya pada matanya. Mereka lebih sering berkedip dibandingkan orang lain.
Jika kita tidak jeli, anda bisa saja terjebak dan salah menafsirkan bahasa
tubuh dari matanya. Kedipan yang dilakukanya bukan merupakan isyarat bahasa
tubuh, melainkan kelainan saraf mata. Hal-hal yang seperti ini harus menjadi
perhatian serius dalam mempelajari bahasa tubuh.
No comments:
Post a Comment